INFLASI
PART XVI
Analisis
Permintaan Agregat dan Penawaran Agregat
1)
Permintaan
Agregat (aggregate
demand/AD)
Total permintaan barang dan jasa dalam
suatu perekonomian selama satu periode tertentu. Bentuk kurva AD sama seperti
kurva permintaan terhadap satu komoditas tertentu. Bedanya, tingkat harga
merupakan tingkat harga umum yang biasanya angka dalam indeks. Angka indeks
diperoleh dari penghitungan menguunaan metode pembobotan (weighted) tertentu
o Pengaruh Kebijakan
Moneter Terhadap Permintaan Agregat
Jika pemerintah
mengambil kebijakan uang ketat, jumlah
uang beredar akan berkurang. Hal ini akan mengurangi daya beli secara agregat.
Hal sebaliknya yang terjadi dengan kebijakan ekspansif , yang menyebabkan uang
beredar akan bertambah.
o Pengaruh Kebijakan
Fiskal Terhadap Permintaan Agregat
Kebijakan fiskal adalah kebijakan
ekonomi yang bertujuan mengarahkan ekonomi makro dengan mengatur anggaran
pemerintah, terutama sisi permintaan dan pengeluaran. Alat utama kebijakan
fiskal adalah pajak dan subsidi. Jika pemerintah mengambil kebijkan anggaran
defisit, maka permintaan agregat akan meningkat, karena pemerintah harus mengurangi
pendapatan dengan mengurangi pajak dan atau menambah pengeluaran. Hal ini akan
meningkatkan daya beli masyarakat. Sebaliknya yang terjadi, jika pemerintah
menempuh kebijakan surplus.
2)
Penawaran
Agregat (aggregate
supply/AS)
Kebijakan
pemerintah sangat berpengaruh terhadap penawaran agregat
3)
Inflasi
dan Keseimbangan Ekonomi
4)
Inflasi
Tekanan Permintaan(Demand
– Pull Inflation)
Inflasi yang terjadi karena dominannya
tekanan permintaan agregat. Tekanan permintaan menyebabkan output perekonomian
bertambah, tetatpi disertasi inflasi dilihat dari makin tingginya tingkat harga
umum.
5)
Inflasi
Dorongan Biaya(Cost
– Push Inflation)
Hal ini terjadi karena kenaikan biaya
produksi. Biasanya menyebabkan penawaran agregat berkurang. Naiknya biaya
produksi disebabkan naiknya harga input output.
6)
Stagflasi
Menjelaskan tentang kombinasi dari dua
keadaan buruk, yaitu stagnasi dan inflasi. Stagnasi adalah kondisi dimana
tingkat pertumbuhan ekonomi sekita nol persen per tahun. Jumlah output relatif tidak bertambah, tetapi
kondisi ini disertai inflasi.
Teori Inflasi
a)
Teori
Kuantitas
Tingkat harga ditentukan oleh jumlah
uang yang beredar. Harga akan naik jika ada penambahan uang yang beredar. Jika
jumlah barang yang ditawarkan tetap, sedangkan jumlah uang ditambah menjadi dua
kali lipat, maka cepat atau lambat harga akannaik menjadi dua kali lipat.
b)
Teori
Keynes
Inflasi terjadi karena nafsu berlebihan
dari suatu golongan masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih banyak dan jasa
yang tersedia. Karena keinginan tersebut, maka permintaan bertambah sedangkan
penawaran tetap dan yang akan terjadi adalah harga akan naik. Pemerintah dapat
membeli barang dan jasa dengan cara mencetak uang.
c)
Teori
Struktural
Produsen tidak dapat mengantisipasi
dengan cepat kenaikan permintaan yang disebabkan oleh pertambahan penduduk.
Permintaan sulit dipenuhi ketika ada kenaikan jumlah penduduk, jika yang
digunakan adalah teknologi sederhana
Penghitungan
Angka Inflasi
Angka inflasi
adalah suatu indikator ekonomi yang digunakan dalam mengambil berbagai langkah
keputusan di bidang ekonomi. Angka inflasi harus dapat dihitung agar ada
patokan dalam mengambil keputusan.
Indeks harga
adalah perbandingan antara harga rata – rata pada tahun yang dihitung dan harga
rata – rata pada tahun dasar. Tahun dasar yang digunakan adalah tahun yang
dibuat sebagai patoka perhitungan. Pada dasarnya bebas memilih tahun dasar,
tapi agar hasil penghitungan angka indeks harga rasional maka tahun dasar yang
dipilih sebaiknya adalah tahun di mana
kondisi perekonomian dalam keadaan stabil dan tidak terlalu lama dengan tahun
yang akan dihitung.
a. Indeks Harga Konsumen(IHK/Consumer Price
Index)
Angka indeks yang menunjukkan tingkat
harga barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam satu periode tertentu. Angka
IHK diperoleh dengan menghitung harag – harga barang dan jasa utama yang
dikonsumsi masyarakat dalam satu periode tertentu.
b. Indeks Harga
Perdagangan Besar(IHPB/Wholesale
Price Index)
Mencakup barang – barang perdagangan
dalam jumlah besar yang terdiri atas 5 macam, yaitu hasil pertanian, hasil
pertambangan, hasil industri, ekspor, dan impor. IHPB digunakan untuk melihat
inflasi sisi produsen.
c. Indeks Harga Implisit(IHI/GDP Deflator)
Angka deflator ini diperkenalkan dalam
pembahasan produk domestik bruto berdasarkan harga berlaku dan konstan.
Dampak Inflasi
Terhadap Kegiatan Ekonomi Masyarakat
§ Dampak
terhadap Pendapatan
§ Dampak
terhadap Ekspor
§ Dampak
terhadap Minat Orang untuk Menabung
§ Dampak
terhadap Kalkulasi Harga Pokok
Cara Mengatasi
Inflasi
1.
Kebijakan
Moneter
ü Kebijakan
diskonto
ü Kebijakan
operasi terbuka
2.
Kebijakan
Fiskal
ü Menghemat
pengeluaran pemerintah
ü Menaikkan
tarif pajak
3.
Kebijakan
Lain di Luar Kebijakan Moneter & Kebijakan Fiskal
ü Meningkatkan
produksi dan menambah jumlah barang di pasar
ü Menetapkan
harga maksimum untuk beberapa jenis barang
Kesimpulan
Inflasi sangat
berdampak terhadap kegiatan ekonomi dalam masyarakat luas. Hal ini berpengaruh
pada pendapatan, ekspor, minat menabung, dan kalkulasi harga pokok. Pada
permasalahan ekonomi yang ada seperi inflasi ini, pemerintah dapat menerapkan
kebijakan moneter dan kebijakan fiskal untuk mengatasi laju inflasi. Inflasi
itu sendiri secara otomatis akan mengganggu stabilitas ekonomi dengan merusak
perkiraan tentang masa depan para pelaku ekonomi. Bagi konsumen perkiraan ini
mendorong pembelian barang dan jasa
lebih banyak dari yang biasanya. Tujuannya untuk lebih menghemat pengeluaran
konsumsi. Akibatnya, permintaan barang dan jasa akan meningkat.
Sumber
Alam
S.2007.Ekonomi untuk SMA dan MA kelas X.Jakarta:Penerbit Erlangga
Rahardja
Prathama, Mandala Manurung,Pengantar Ekonomi (mikroekonomi & makroekonomi)
edisi ketiga.Jakarta:Lembaga Penerbit FEUI,2008
No comments:
Post a Comment