PENGANGGURAN
PART XVIII
Tingkat
pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan
pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dan keluarganya.
Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP (Gross National Product) dan
pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara
berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran
terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan
tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Akibat
Pengangguran
· Bagi perekonomian
negara
1.
Penurunan pendapatan perkapita.
2.
Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
3.
Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
· Bagi masyarakat
1.
Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
2.
Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila
tidak bekerja.
3.
Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
Biaya Sosial
Dari Pengangguran
I. Terganggunya Stabilitas Perekonomian
Melemahnya
Permintaan Agregat
Jika
tingkat pengangguran tinggi dan bersifat struktural, maka daya beli akan
menurun, sehingga dapat menimbulkan penurunan permintaan agregat.
Melemahnya Penawaran
Agregat
Tingginya
tingkat pengangguran akan menurunkan penawaran agregat, ini dilihat dari
peranan tenaga kerja sebagai faktor produksi utama. Makin sedikit tenaga kerja
yang digunakan, makin kecil penawran agregat. Makin lama seseorang menganggur,
keterampilan, produktivitas maupun etika kerjanya mengalami penurunan.
II. Terganggunya Stabilitas Sosial Politik
Pengangguran
bukan hanya masalh ekonomi, melainkan juga masalah sosial politik. Pengangguran
yang tinggi akan meningkatkan kriminalitas, baik berupa kejahatan pencurian,
permpokan, penggunan obat-obat terlarang ataupun kegiatan ekonomi ilegal
lainnya. Biaya ekonomi yang dikeluarkan pun sangatlah besar dan sulit untuk
diukur tingkat efisiensi dan efektivitasnya.
Inflasi dan Pengangguran: Kurva Philips
Hasil penelitian
Profesor Philips tentang perekonomian Inggris periode 1861 – 1957 menunjukkan
adanya hubungan negatif dan non linier antara kenaikan tingkat upah / inflasi
tingkat upah ( wage inflation )
dengan pengangguran ( unemployement ).
a) Adopsi
Kaum Keynesian: Kurva Philips Jangka Pendek
Menjelaskan adanya trade off ( imbang
korban atau harga yang harus dibayar ) antara tingkat inflasi dan pengangguran.
Jika ingin mengurangi tingkat pengangguran, harga yang harus dibayar adalah
meningginya inflasi.
b) Adopsi
Kaum Klasik: Kurva Philips Jangka Panjang
Dalam jangka panjang perekonomian berada
dalam keadaan kesempatan kerja penuh (
full – employement ). Jadi, dalam jangka panjang tidak ada trade off antara
inflasi dan pengangguran.
Kesimpulan
Ketiadaan
pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dan keluarganya.
Sumber
No comments:
Post a Comment