REVIEW I
KINERJA PELAYANAN KOPERASI
Dartu
Program Studi
Pendidikan Ekonomi Koperasi FKIP
Universitas
Muhammadiyah Purworejo
( Nomor 69 Tahun XX Maret 2007 )
I. Pendahuluan
Dalam
sejarahnya, koperasi sebenernya bukanlah organisasi usaha yang berasal dari Indonesia.
Kegiatan berkoperasi dan organisasi koperasi pada mulanya diperkenalkan di
inggris sekitar abad pertengahan. Pada waktu itu misi koperasi adalah untuk
menolong kaum buruh dan petani yang menghadapi problem-problem ekonomi dengan
menggalang kekuatan mereka sendiri. Ide koperasi ini kemudian menjalar ke
Amerika Serikat (AS) dan negara-negaranya di dunia. Di Indonesia, baru koperasi
diperkenalkan pada awal abad 20 (Tulus Tambunan, 2007 : I).
Perkembangan
koperasi di Indonesia saat ini merupakan wujud kehidupan ekonomi sebagian besar
rakyat. Posisi seperti itu menempatkan peran koperasi sebagai jalur utama dalam
pengembangan sistem ekonomi kerakyatan. Peran koperasi itu perlu dipertahankan
karena koperasi mempunyai kedudukan yang kuat dan sangat penting di dalam
sistem perekonomian nasional Indonesia. Koperasi merupakan soko guru
perekonomian Indonesia sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 1
yang berbunyi “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan”. Pasal tersebut secara implisit menunjukan bahwa kedudukan
koperasi sangat penting, karena koperasi merupakan badan usaha yang sesuai
dengan pasal 33 ayat 1 UUD 19945 tersebut yaitu badan usaha yang berdasar atas
asas kekeluargaan. Dengan demikian koperasi diyakini dapat diandalkan untuk
menopang perekonomian Indonesia, khususnya ekonomi kerakyatan.
Ria
Herdhiana (2007 : 26) menyebutkan bahwa sebagai salah satu pelaku ekonomi
nasional, koperasi memiliki misi sebagai stabilisator ekonomi disamping sebagai
agen pembangunan. Krisis ekonomi (1997) yang melanda perekonomian nasional
telah menyadarkan banyak pihak bahwa pengelolaan ekonomi yang mengandalkan
perusahaan besar telah membuat rapuh basis ekonomi nasional. Ketika krisis
moneter terjadi, banyak perusahaan besar yang mengalami stagnasi dan terpuruk
usahanya. Namun di tengah kondisi perekonomian nasional yang lemah tersebut
ternyata koperasi masih dapat bertahan dan menjadi tumpuan untuk berperan dalam
menjalankan roda perekonomian nasional, bersama dengan usaha kecil dan
menengah. Namun demikian, walaupun koperasi mempunyai daya juang yang luar
biasa, untuk bertahan hidup dan berkembang perlu diberikan lingkungan berusaha
dan dukungan-dukungan lain untuk meningkatkan daya saing dan daya tumbuhnya.
Oleh karena itu peran koperasi di dalam perekonomian nasional harus terus
ditingkatkan sehingga koperasi benar-benar mampu menjalankan peranannya dalam
menggerakkan ekonomi rakyat.
Pada
era reformasi pemerintah berusaha mengembangkan koperasi dan baru berhasil dari
segi kuantitasnya. Pertumbuhan selama 7 tahun (1997 - 2003) berjalan cukup
signifikan karena : (1) perubahan dari pendekatan “top down” kepada pendekatan
“buttom up”, dan (2) masyarakat diberi kesempatan seluas-luasnya untuk
mendirikan koperasi tanpa dibatasi wilayah kerja dan jenis maupun bentuk
koperasi serta koperasi dapat melakukan aktivitas usaha yang seluas-luasnya
(terjadi karena penggantian Inpres Tahun 1984 dengan Inpres No. 18 Tahun 1998).
Tahun 1997 merupakan awal pembangunan koperasi yang beragam (Depdagri dan LAN,
2007 : 13). Dampak dari kedua aspek tersebut telah menumbuhkan jumlah koperasi
yang signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
:
As’ad M.
2001. Psykologi Industri. Yogyakarta : Liberty
Bayu
Krisnamurthi. 2002. Membangun Koperasi Berbasis Anggota Dalam Rangka
Pengembangan Ekonomi Rakyat. Jurnal Ekonomi Rakyat. Jakarta
Byars &
Rue. 1991. Human Resources Managemen. Boston : Irwin.
Bernandian
& Russel. 1993. Human Resources Management. Singapore :
McGraw-Hill Inc.
IKOPIN.
2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan. Keputusan
Menteri Negara Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor :
19/KEP/III/2000 tentang Pedoman Kelembagaan dan Usaha Koperasi.
Hanel. 1985.
Toward Adjusted Patterns of Cooperatives in Developing Countries. Bonn.
Milkovich
& Boudreau. 1997. Human Resources Managemen. Chicago : Irwin
Miner. 1998.
Organizational Behavior : Perfomance and Productivity. New York :
Random House Inc.
Nawawi
Hadori. 1998. Manajer SDM untuk Bisnis Yang Kompetatif. Yogyakarta
: Gajah Mada University Press.
Ria
Herdhiana. 2007. Upaya Untuk Mencapai Keberhasilan Berwirausaha di
Kopeasi. Jurnal Pendidikan dan Budaya
S. Pantja
Djati, 2005 : 48-59; Pengaruh Kinerja Karyawan Terhadap Kepuasan;
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan; Vol. 7, No. 1, Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Petra
Tulus
Tambunan. 2008. Prospek Perkembangan Koperasi di Indonesia ke Depan :
Masih Relevankah Koperasi di Dalam Era Modernisasi Ekonomi. Penelitian
Dosen Fakultas Ekonomi Trisakti.
Timpe.
1992. The art and Science of Business Managemen Perfomance. New
York : Kend Publishing Inc.
Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
Chairunnisa Nursani
21212575 / 2 EB 09
No comments:
Post a Comment