Tuesday, October 29, 2013

REVIEW I
KINERJA PELAYANAN KOPERASI
Dartu
Program Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi FKIP
Universitas Muhammadiyah Purworejo
( Nomor 69 Tahun XX Maret 2007 )

I.  Pendahuluan
Dalam sejarahnya, koperasi sebenernya bukanlah organisasi usaha yang berasal dari Indonesia. Kegiatan berkoperasi dan organisasi koperasi pada mulanya diperkenalkan di inggris sekitar abad pertengahan. Pada waktu itu misi koperasi adalah untuk menolong kaum buruh dan petani yang menghadapi problem-problem ekonomi dengan menggalang kekuatan mereka sendiri. Ide koperasi ini kemudian menjalar ke Amerika Serikat (AS) dan negara-negaranya di dunia. Di Indonesia, baru koperasi diperkenalkan pada awal abad 20 (Tulus Tambunan, 2007 : I).
Perkembangan koperasi di Indonesia saat ini merupakan wujud kehidupan ekonomi sebagian besar rakyat. Posisi seperti itu menempatkan peran koperasi sebagai jalur utama dalam pengembangan sistem ekonomi kerakyatan. Peran koperasi itu perlu dipertahankan karena koperasi mempunyai kedudukan yang kuat dan sangat penting di dalam sistem perekonomian nasional Indonesia. Koperasi merupakan soko guru perekonomian Indonesia sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”. Pasal tersebut secara implisit menunjukan bahwa kedudukan koperasi sangat penting, karena koperasi merupakan badan usaha yang sesuai dengan pasal 33 ayat 1 UUD 19945 tersebut yaitu badan usaha yang berdasar atas asas kekeluargaan. Dengan demikian koperasi diyakini dapat diandalkan untuk menopang perekonomian Indonesia, khususnya ekonomi kerakyatan.
Ria Herdhiana (2007 : 26) menyebutkan bahwa sebagai salah satu pelaku ekonomi nasional, koperasi memiliki misi sebagai stabilisator ekonomi disamping sebagai agen pembangunan. Krisis ekonomi (1997) yang melanda perekonomian nasional telah menyadarkan banyak pihak bahwa pengelolaan ekonomi yang mengandalkan perusahaan besar telah membuat rapuh basis ekonomi nasional. Ketika krisis moneter terjadi, banyak perusahaan besar yang mengalami stagnasi dan terpuruk usahanya. Namun di tengah kondisi perekonomian nasional yang lemah tersebut ternyata koperasi masih dapat bertahan dan menjadi tumpuan untuk berperan dalam menjalankan roda perekonomian nasional, bersama dengan usaha kecil dan menengah. Namun demikian, walaupun koperasi mempunyai daya juang yang luar biasa, untuk bertahan hidup dan berkembang perlu diberikan lingkungan berusaha dan dukungan-dukungan lain untuk meningkatkan daya saing dan daya tumbuhnya. Oleh karena itu peran koperasi di dalam perekonomian nasional harus terus ditingkatkan sehingga koperasi benar-benar mampu menjalankan peranannya dalam menggerakkan ekonomi rakyat.

Pada era reformasi pemerintah berusaha mengembangkan koperasi dan baru berhasil dari segi kuantitasnya. Pertumbuhan selama 7 tahun (1997 - 2003) berjalan cukup signifikan karena : (1) perubahan dari pendekatan “top down” kepada pendekatan “buttom up”, dan (2) masyarakat diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mendirikan koperasi tanpa dibatasi wilayah kerja dan jenis maupun bentuk koperasi serta koperasi dapat melakukan aktivitas usaha yang seluas-luasnya (terjadi karena penggantian Inpres Tahun 1984 dengan Inpres No. 18 Tahun 1998). Tahun 1997 merupakan awal pembangunan koperasi yang beragam (Depdagri dan LAN, 2007 : 13). Dampak dari kedua aspek tersebut telah menumbuhkan jumlah koperasi yang signifikan.

DAFTAR PUSTAKA :
As’ad M. 2001. Psykologi Industri. Yogyakarta : Liberty
Bayu Krisnamurthi. 2002. Membangun Koperasi Berbasis Anggota Dalam Rangka Pengembangan Ekonomi Rakyat. Jurnal Ekonomi Rakyat. Jakarta
Byars & Rue. 1991. Human Resources Managemen. Boston : Irwin.
Bernandian & Russel. 1993. Human Resources Management. Singapore : McGraw-Hill Inc.
IKOPIN. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor : 19/KEP/III/2000 tentang Pedoman Kelembagaan dan Usaha Koperasi.
Hanel. 1985. Toward Adjusted Patterns of Cooperatives in Developing Countries. Bonn.
Milkovich & Boudreau. 1997. Human Resources Managemen. Chicago : Irwin
Miner. 1998. Organizational Behavior : Perfomance and Productivity. New York : Random House Inc.
Nawawi Hadori. 1998. Manajer SDM untuk Bisnis Yang Kompetatif. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Ria Herdhiana. 2007. Upaya Untuk Mencapai Keberhasilan Berwirausaha di Kopeasi. Jurnal Pendidikan dan Budaya
S. Pantja Djati, 2005 : 48-59; Pengaruh Kinerja Karyawan Terhadap Kepuasan; Jurnal Manajemen & Kewirausahaan; Vol. 7, No. 1, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra
Tulus Tambunan. 2008. Prospek Perkembangan Koperasi di Indonesia ke Depan : Masih Relevankah Koperasi di Dalam Era Modernisasi Ekonomi. Penelitian Dosen Fakultas Ekonomi Trisakti.
Timpe. 1992. The art and Science of Business Managemen Perfomance. New York : Kend Publishing Inc.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian


Chairunnisa Nursani
21212575 / 2 EB 09

No comments:

Post a Comment